Monday, November 29, 2010

Waktu Akhir Solat Isya'

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Selawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Sebahagian kalangan berpendapat bahawa akhir solat Isya’ sampai waktu shubuh. Namun perlu diketahui secara saksama bahwa sebenarnya dalam masalah akhir waktu solat Isya’ terdapat perselisihan di antara ulama. Tentu saja untuk menguatkan pendapat yang ada kita harus melihat dari berbagai dalil, lantas berhujahkan  (mencari manakah pendapat yang terkuat). Ini berarti kita pun nantinya tidak hanya sekedar ikut-ikutan apa kata orang. Berikut pembahasan singkat dari kami tentang akhir waktu solat Isya’.

Perselisihan Ulama

Pendapat pertama: Waktu akhir solat Isya’ adalah ketika terbit fajar shodiq (masuknya solat shubuh) tanpa ada perselisihan antara Imam Abu Hanifah dan pengikut ulama dari ulama Hanafiyah. Pendapat ini juga jadi pegangan ulama Syafi’iyah, namun kurang masyhur di kalangan ulama Malikiyah.

Pendapat kedua: Waktu akhir solat Isya’ adalah sepertiga malam. Inilah pendapat yang masyhur dari kalangan ulama Malikiyah.

Pendapat ketiga: Waktu akhir solat Isya’ adalah sepertiga malam, ini waktu ikhtiyari (waktu pilihan). Sedangkan waktu akhir solat Isya’ yang bersifat darurat adalah hingga terbit fajar. Waktu darurat ini misalnya ketika seseorang sakit lantas sembuh ketika waktu darurat, maka ia masih boleh mengerjakan solat Isya’ di waktu itu. Begitu pula halnya wanita haidh, wanita nifas ketika mereka suci di waktu tersebut. Inilah pendapat ulama Hanabilah.

Pendapat keempat: Waktu akhir solat Isya’ adalah pertengahan malam. Yang berpendapat demikian adalah Ats Tsauri, Ibnul Mubarok, Ishaq, Abu Tsaur, Ash-habur ro’yi dan Imam Asy Syafi’i dalam pendapatnya yang terdahulu.

(*) Waktu malam dihitung dari solat Maghrib hingga waktu Subuh. Sehingga pertengahan malam, jika Maghrib misalnya jam  6 petang dan Subuh jam 4 pagi, kira-kira jam 11 malam.

Dalil yang Menjadi Pegangan

Dalil yang menjadi pegangan bahwa waktu akhir solat Isya’ itu sampai terbit fajar shodiq (masuk waktu subuh) adalah hadits Abu Qotadah,

أَمَا إِنَّهُ لَيْسَ فِى النَّوْمِ تَفْرِيطٌ إِنَّمَا التَّفْرِيطُ عَلَى مَنْ لَمْ يُصَلِّ الصَّلاَةَ حَتَّى يَجِىءَ وَقْتُ الصَّلاَةِ الأُخْرَى

Orang yang ketiduran tidaklah dikatakan tafrith (meremehkan). Sesungguhnya yang dinamakan meremehkan adalah orang yang tidak mengerjakan solat sampai datang waktu solat berikutnya.” (HR. Muslim no. 681)

Dalil lainnya lagi adalah hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

أَعْتَمَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- ذَاتَ لَيْلَةٍ حَتَّى ذَهَبَ عَامَّةُ اللَّيْلِ وَحَتَّى نَامَ أَهْلُ الْمَسْجِدِ ثُمَّ خَرَجَ فَصَلَّى فَقَالَ « إِنَّهُ لَوَقْتُهَا لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِى »

Suatu malam Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendirikan solat 'atamah (isya`) sampai berlalu malam dan penghuni masjid pun ketiduran, setelah itu beliau datang dan solat. Beliau bersabda, ‘Sungguh ini adalah waktu solat isya' yang tepat, sekiranya aku tidak memberatkan umatku’." (HR. Muslim no. 638)

Hadits di atas menunjukkan bahwa tidak mengapa mengakhirkan solat Isya’ hingga pertengahan malam. Jika solatnya dikerjakan pertengahan malam, berarti solat Isya’ bisa berakhir setelah pertengahan malam. Ini menunjukkan bahwa boleh jadi waktunya sampai terbit fajar subuh.

Sedangkan dalil bagi ulama yang menyatakan bahwa waktu akhir solat Isya’ itu sepertiga malam adalah hadits di mana Jibril menjadi imam bagi Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam. Pada hari kedua Jibril mengerjakan solat tersebut pada sepertiga malam. Dalam hadits disebutkan,

وَصَلَّى الْعِشَاءَ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ

Beliau melaksanakan solat ‘Isya’ hingga sepertiga malam.” (HR. Abu Daud no. 395. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Adapun dalil bahwa waktu akhir solat Isya adalah pertengahan malam dapat dilihat pada hadits ‘Abdullah bin ‘Amr,

وَوَقْتُ صَلاَةِ الْعِشَاءِ إِلَى نِصْفِ اللَّيْلِ الأَوْسَطِ

Waktu solat Isya’ adalah hingga pertengahan malam.” (HR. Muslim no. 612)

Juga dapat dilihat dalam hadits Anas,

أَخَّرَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - صَلاَةَ الْعِشَاءِ إِلَى نِصْفِ اللَّيْلِ

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakhirkan solat Isya’ hingga pertengahan malam.” (HR. Bukhari no. 572)

Pendapat Lebih Kuat

Di antara dalil-dalil yang dikemukakan di atas yang menunjukkan waktu akhir solat Isya’ adalah hadits ‘Abdullah bin ‘Amr, “Waktu solat Isya’ adalah hingga pertengahan malam.” (HR. Muslim no. 612).

Adapun berdalil dengan hadits Abu Qotadah dengan menyatakan bahwa waktu akhir solat Isya’ itu sampai waktu fajar shubuh adalah pendalilan yang kurang tepat. Karena dalam hadits itu sendiri tidak diterangkan mengenai waktu solat. Konteks pembicaraannya tidak menunjukkan hal itu. Hadits tersebut cuma menerangkan dosa akibat seseorang mengakhirkan waktu solat hingga keluar waktunya dengan sengaja

Sedangkan hadits ‘Aisyah,

أَعْتَمَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- ذَاتَ لَيْلَةٍ حَتَّى ذَهَبَ عَامَّةُ اللَّيْلِ وَحَتَّى نَامَ أَهْلُ الْمَسْجِدِ ثُمَّ خَرَجَ فَصَلَّى فَقَالَ « إِنَّهُ لَوَقْتُهَا لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِى »

Suatu malam Nabi sallallahu 'alaihi wa sallam mendirikan solat 'atamah (isya`) sampai berlalu malam dan penghuni masjid pun ketiduran, setelah itu beliau datang dan solat. Beliau bersabda, ‘Sungguh ini adalah waktu solat isya' yang tepat, sekiranya aku tidak memberatkan umatku’." (HR. Muslim no. 638).

Hadits ini bukanlah maksudnya, “Sampai sebagaian besar malam berlalu”, namun maksudnya adalah “sampai berlalu malam”.

Bisa bermakna demikian karena kita melihat pada konteks hadits selanjutnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam katakan selanjutnya, “Sungguh ini adalah waktu solat isya' yang tepat”.

Dan tidak pernah seorang ulama yang mengatakan bahwa waktu afdhol untuk solat Isya’ adalah setelah lewat pertengahan malam.

Masih tersisa satu hadits, yaitu hadits Anas,

أَخَّرَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - صَلاَةَ الْعِشَاءِ إِلَى نِصْفِ اللَّيْلِ ، ثُمَّ صَلَّى

Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam mengakhirkan solat Isya’ hingga pertengahan malam, kemudian beliau solat.” (HR. Bukhari no. 572).

Hadits tersebut dapat difahami dengan kita katakan bahwa waktu akhir solat Isya’ adalah pertengahan malam, artinya pertengahan malam solat Isya’ itu berkahir. Sedangkan kalimat “kemudian beliau solat” hanya tambahan dari perawi. Jika memang bukan tambahan perawi, maka benarlah pendapat tersebut, yaitu bahwa boleh jadi solat Isya dilaksanakan setelah pertengahan malam.

Dengan mempertimbangkan pemahaman dari hadits Anas di atas, ertinya  hadits tersebut masih boleh difahami bahawa setelah pertengahan malam masih dilaksanakan solat Isya’, maka kesimpulan yang terbaik adalah sebagaimana yang diutarakan oleh Ibnu Qudamah. Beliau rahimahullah mengatakan,

وَالْأَوْلَى إنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى أَنْ لَا يُؤَخِّرَهَا عَنْ ثُلُثِ اللَّيْلِ ، وَإِنْ أَخَّرَهَا إلَى نِصْفِ اللَّيْلِ جَازَ ، وَمَا بَعْدَ النِّصْفِ وَقْتُ ضَرُورَةٍ ، الْحُكْمُ فِيهِ حُكْمُ وَقْتِ الضَّرُورَةِ فِي صَلَاةِ الْعَصْرِ

“Yang utama, insya Allah Ta’ala, waktu solat Isya’ tidak diakhirkan dari sepertiga malam. Jika diakhirkan sampai pertengahan malam, itu boleh. Namun jika diakhirkan lebih dari pertengahan malam, maka itu adalah waktu dhoruroh (waktu darurat). Yang dimaksudkan dengan waktu dhoruroh adalah sebagaimana waktu dhoruroh dalam solat ‘Ashar.”

(*) Ada dua macam waktu solat yang perlu diketahui:

Pertama, waktu ikhtiyari, iaitu waktu di mana tidak boleh dilewati kecuali bagi orang yang ada udzur. Ertinya, selama tidak ada udzur (halangan), solat tetap dilakukan sebelum waktu ikhtiyari.

Kedua, waktu dhoruroh, iaitu waktu di mana masih boleh melakukan ibadah bagi orang yang ada udzur, seperti wanita yang baru suci dari haidh, orang kafir yang baru masuk Islam, seseorang yang baru baligh, orang gila yang kembali sedar, orang yang bangun kerana ketiduran dan orang sakit yang baru sembuh. Orang-orang yang ada udzur boleh melakukan solat meskipun pada waktu dhoruroh.


*************************************************
Rasulullah Saw. bersabda;
"Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan membuatnya faham tentang agamanya." (HR. al-Bukhari dan Muslim)
*************************************************
Pada Hari Jumaat hari Arafah, diturunkan kepada Nabi Saw. Firman Allah Ta'ala;
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kur idhai Islam itu jadi agamamu." (QS.al-Ma'idah:3)

No comments: